Electrical Solution

Jenis-Jenis Baterai UPS

Uninterruptible Power Supply (UPS) adalah perangkat yang berfungsi untuk memberikan suplai daya alternatif ketika tegangan listrik utama terputus. Kehadiran perangkat ini sangat penting untuk mencegah kegagalan daya sekaligus kerusakan sistem dan hardware yang digunakan.

Adanya UPS akan menghindari terjadinya masalah yang lebih besar seperti berhentinya operasional secara tiba-tiba. Pada beberapa kasus, hal ini dapat berdampak sangat serius, misalnya pada penggunaan di rumah sakit. Peralatan medis yang digunakan membutuhkan daya listrik yang stabil.

Jenis Baterai UPS

Nah, komponen yang sangat vital dari sebuah perangkat UPS adalah baterai. Di dalam baterai tersimpan daya listrik yang dapat menggantikan sumber utama selama sementara. Normalnya, kapasitas baterai dapat menggantikan sumber daya utama selama 15-30 menit.

Jika kualitas baterai kurang baik, lama waktu untuk menyuplai daya bagi peralatan elektronik akan makin singkat. Bahkan, fungsi UPS dapat terganggu sepenuhnya. Akibatnya, ketika daya listrik terputus, peralatan elektronik yang digunakan akan langsung berhenti. Karena itu, sangat penting memilih perangkat dengan kondisi baterai yang optimal.

Ada beberapa jenis baterai yang umum digunakan oleh sebuah UPS. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut penjelasannya.

1.  Valve Regulated Lead Acid (VRLA) atau Sealed Lead Acid ( SLA )

Ini adalah jenis baterai UPS yang paling umum dijumpai saat ini. VRLA atau SLA ditandai dengan adanya sejumlah kecil elektrolit yang diserap dalam sebuah pemisah pelat atau dibentuk menjadi gel. Lempeng positif dan lempeng negatif disusun secara proporsional sehingga rekombinasi oksigen difasilitasi di dalam sel. Ada katup pelepas yang menahan isi baterai agar tak terpisah dari posisi sel.

Ada 2 tipe utama baterai VRLA, yaitu absorbent glass mat (AGM) dan gel cell. Baterai AGM memiliki fitur fiberglass mesh di antara pelat baterai. Fitur ini berguna untuk menampung elektrolit dan memisahkan pelat. Sementara itu, bateraigel cell menambahkan serbuk silica ke elektrolit yang menciptakan lapisan tebal seperti gel.

Kedua tipe baterai VRLA memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan dibandingkan jenis baterai lain. Karena konstruksinya, keduanya dapat dipasang dalam orientasi apa pun dan tidak memerlukan perawatan yang konstan. Meskipun demikian, baterai VRLA tetap memerlukan pembersihan dan pengujian fungsi secara teratur.

Penggunaan baterai VRLA biasanya oleh perangkat listrik portabel dengan ukuran besar, sistem daya off-grid, dan sejenisnya. Jenis baterai VRLA dipilih karena besarnya jumlah daya yang dapat tersimpan di dalamnya. Meskipun demikian, biaya yang diperlukan untuk baterai ini lebih rendah daripada yang lain.

Kelebihan lain adalah tidak ada emisi gas berlebihan saat pengisian. Tidak ada pula bau asam yang keluar selama dalam pengoperasian normal. Sistem baterai juga dirancang menjadi rekombinasi. Hal ini membuat kebutuhan akan ventilasi ruangan tidak terlalu besar.

Emisi gas sel yang terendam tidak banyak berpengaruh kecuali pada area terbatas serta hanya menimbulkan ancaman yang sangat kecil bagi pengguna domestik. Inilah yang membuat baterai sel basah ini bisa digunakan dalam jangka panjang di samping biaya per kWh yang rendah.

Pada baterai berbentuk gel, volume elektrolit bebas yang dapat dilepaskan jika casing atau ventilasi rusak sangat kecil. Pengguna tidak perlu memeriksa tingkat elektrolit atau menambah air yang hilang karena elektrolisis sehingga hal ini dapat mengurangi kebutuhan pemeriksaan dan pemeriksaan.

Baterai wet-cell ini dapat dirawat dengan sistem penyiraman sendiri atau dengan cara mengisi ulang tiap tiga bulan. Menambahkan air suling pada baterai biasanya disebabkan oleh overcharging. Jika sistemnya baik, penambahan hanya perlu dilakukan setelah tiga bulan kemudian.

Karena tidak dapat menambahkan air ke baterai VRLA, penguapan yang disebabkan suhu maupun panas karena pengisian dapat mengurangi masa penggunaan baterai. Biasanya, penggunaan baterai VRLA ini cukup singkat yaitu sekitar 5 tahun.

Keunggulannya, biaya pemasangan baterai terhitung lebih sedikit dibandingkan jenis baterai lainnya. Selain itu, hanya dibutuhkan sedikit perawatan pada baterai. Untuk penyimpanan, baterai VRLA juga bisa diletakkan di ruangan dengan suhu kamar.

2.  Baterai Nickel Cadmium

Jenis baterai lainnya yang dapat digunakan untuk keperluan perangkat UPS adalah nickel cadmium. Baterai ini merupakan teknologi standar yang telah digunakan dalam jangka waktu yang lama. Bukan hanya di UPS, penggunaan baterai nickel cadmium juga bisa dijumpai di laptop dan ponsel.

Baterai akan diisi ulang dengan cara “mengingat” muatan listrik yang masih tersisa dalam perangkat. Masalah yang sering terjadi pada baterai jenis ini adalah efek memori. Efek tersebut terjadi karena adanya kristalisasi zat baterai karena baterai diisi sebelum kosong. Akibatnya, masa pakai baterai akan berkurang secara permanen.

Untuk menghindari hal tersebut, baterai harus benar-benar kosong dari daya listrik sebelum diisi kembali. Pengisian pun harus dilakukan hingga penuh. Hal lain yang perlu diperhatikan saat menggunakan baterai nickel cadmium adalah harus dibuang dengan benar karena mengandung bahan beracun.

Baterai yang ditemukan pada 1899 ini telah diproduksi secara massal pada 1960-an. Tegangan sel yang dimilikinya sebesar 1,2 V. Dibandingkan baterai asam timbal, kerapatan energi baterai dua kali lipat lebih besar. Pada kondisi normal, baterai nickel cadmium dapat digunakan hingga 500 siklus.

3.  Baterai Lithium Ion

Jenis baterai lain yang bisa digunakan untuk keperluan UPS adalah baterai lithium ion. Dibandingkan baterai lead acid, baterai lithium ion memiliki siklus baterai yang lebih banyak, yaitu 2000-5000 siklus. Ini berarti masa pakainya lebih lama dibandingkan baterai lead acid yang hanya mencapai 1000 siklus.

Keunggulan lainnya adalah dari segi efisiensi baterai. Lebih dari 95% energi yang tersimpan dalam baterai lithium-ion bisa digunakan. Jumlah ini lebih besar dibandingkan baterai lead acid yang hanya mencapai 80%. Karena efisiensi baterai yang lebih tinggi, pengisian juga berlangsung dengan cepat. Untuk penggunaan, baterai lithium-ion bisa dikuras hingga 85%.

Baterai lithium-ion biasa digunakan untuk barang-barang elektronik, seperti peralatan portabel. Dibandingkan baterai lead acid atau baterai nickel-cadmium, jenis lithium-ion memiliki teknologi yang lebih baik. Selain itu, baterai ini juga tidak memiliki efek memori. Dari segi penggunaan, isi baterai berkurang secara lebih lambat.

Ketiga jenis baterai ini dapat digunakan untuk keperluan perangkat UPS. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bagi perusahaan, pertimbangkan kelebihan dari tiap tipe baterai agar dapat bermanfaat optimal bagi kebutuhan Anda. Jangan abaikan juga bujet yang harus dipersiapkan, baik untuk menyediakan perangkat UPS maupun untuk keperluan pemeliharaan.

Newest
Previous
Next Post »
Comments


EmoticonEmoticon

Komentar

`
iklan banner